Jumat, 08 Januari 2010

TV siaran Malaysia / Singapur

Anime Myspace Comments

Pada saat kami tinggal di pulau Singkep belum ada relay TV atau parabola atau apa saja yang bisa menangkap acara TVRI.
Maka yang paling bisa ditangkap oleh TV kami (itupun tak jelas) adalah acara dari TV Malaysia/Singapur.
Acara favorit kami bertiga (aku dan kakak adikku) adalah fim 'hantu'
Walau serem tapi ga kapok2 untuk nonton. Padahal TV belum dilengkapi oleh remote control sehingga kalau pas keluar garis2 di TV kami haru mendekati TV untuk memperbaiki. Biasanya kami gantian untuk memperbaikinya dengan rasa takut. Atau kami nonton dari kamar tidur, padahal TVnya jauh di ruang keluarga. Matikan TVnyapun barengan.

Atau yang paling trend saat itu film Malaysia/Singapur yang dibintangi oleh P.Ramlee.
Antara lain film P.Ramlee : si Bujang Lapok. Film dan  lagunya kocak.

read more “TV siaran Malaysia / Singapur”

Mak... kok masuk rumah kami?

Girls Myspace Comments
Suatu malam, ketika kami sampai di rumah dari...(sorry lupa), kami kaget setengah mati karena ruang tamu kami berantakan. Tanaman berbulu coklat yang ada di jendela, berantakan dan potnya pecah.
Telepon yang masih model jadul, pakai engkol putar disamping dan harus melalui pegawai telpon untuk menyambungkan, jatuh berantakan.
Rupanya pada dibantingin oleh seseorang yang tak dikenal ini.
Di meja ruang tamu ada tumpeng atau sajen.

Kata si mbok dan yang menunggu rumah kami, sajen itu untuk disampaikan ke Sultan Hamengku Boewono  IX. Rupanya orang2 yang ada di rumah ga bisa melarang atau mencegah perbuatan orang ini. Orang ini, seorang ibu yang katanya namanya : mak Gombak.

Setelah kejadian itu, aku jadi ga bisa tidur semalaman, takut orang itu datang lagi dan kesannya serem banget membayangkan sajen yang ada dan masih ada di ruang tamu.
read more “Mak... kok masuk rumah kami?”

Nonton sandiwara Melayu

read more “Nonton sandiwara Melayu”

Rabu, 06 Januari 2010

Pak Kaende

Yang paling ingat nama ini mungkin hanya aku dan Nari, kakakku
Karena kami... waktu kami masih tinggal di Singkep,  jalan2  ke Raya, letaknya jauh dari Dabo
Kami rombongan  naik mobil ke sana, ga tau ada acara apa
Jalan di sana memang jarang yang beraspal, tapi jalan tanah berwarna coklat kondisinya  bagus (keras dan tidak berlubang)
Pastinya debu kan....

Nah pak Kaende ini naik motor...
Debu yang tebal berterbangan di belakang mobil
Dan pada saat itu belum ada ketentuan untuk memakai helm, maka ga ada kebiasaan memakai helm.
Pak Kaende yang selalu tersusul mobil jadi kena debu
Setelah sampai di Raya, aku dan kakakku lihat mukanya pak Kaende  sudah coklat banget termasuk rambut dan bulu matanya. Kasihan tapi geli banget liatnya. Apalagi aku dan kakakku itu kalau udah ketawa susah brenti....

Dia (pak Kaende) tau gak ya kalau dia  itu jadi lucu dilihat?
Kali waktu ngaca... masyaAllah.... mukaku....
read more “Pak Kaende”

Mobil mogok di jalan baru

Suatu pagi belum mandi, bapak ngajak aku dan Iwan adikku naik mobil ke jalan baru arah ke gunung Muncung. Waktu itu memang jalan ke gunung Muncung tempat relay TV lagi dibuat.

Eh... tau-tau mobil mogok.
Pokoknya mobil itu udah ga mau nyala lagi, ntah karena akinya ntah bensinnya habis.
Maka bapak bilang yuk.. kita pulang jalan kaki aja... (maklum belum ada HP untuk minta bantuan)
Waduh... kami ga pake sandal atau sepatu lagi.
Mana lumayan jauh, pasti kaki jadi sakit

Girls Myspace Comments


Dan.... kami harus melewati Rumah Sakit tempat bapak kerja.
Antara malu, karena sudah mulai ada pasien dan suster  dan karena mau ga mau ya harus lewat situ
Malunya... belum mandi... nyeker lagi....
Jangan lagi-lagi deh pak....
Kamu aja malu apalagi bapak, Rin (kali dalam hati bapak gitu). Hihihih.....
read more “Mobil mogok di jalan baru”

Aku bersahabat jadi TIGA SERANGKAI

read more “Aku bersahabat jadi TIGA SERANGKAI”

Rumah besar... halaman luas....

Rumah kami mungkin sudah dibangun sejak zaman Belanda
Besar dan modelnya kuno.
Halaman rumah kami sangat luas, baik di depan rumah apalagi di belakang rumah
Dari samping kanan rumah kami bisa melihat jalan ke arah guest house tempat kami tinggal pertama dan jalan kearah rumah Kudir dan ke SMP kami. Sebelah kiri rumah ditanami sayuran terutama singkong. Belakang rumah halaman yang luas tempat kami bermain pingpong dan main kasti. Tiap hari teman2 kami, 'anak2' RS dan tetangga datang untuk main kasti. Seru....!!!

Juga kalau ulang tahun kami bertiga (di bulan April semua) dirayakan bersama 'anak2' RS. Apakah diadakan perlombaan atau pertunjukkan sandiwara boneka.

Di halaman ini juga ada bekas kandang ayam yang di upgrade jadi rumah kecil / pondok untuk tempat kami mengaji dan diberi nama Pondok Riwana

Halaman belakang rumah dipagari dengan pagar kayu.
Dibalik pagar itu terdapat beberapa kuburan (Belanda?) di bawah pohon beringin. Kadang2 ada juga yang ziarah ke situ. Di belakang rumah kami memang ada beberapa pohon beringin yang besar banget. Alhamdulillah kami yang tinggal di rumah ini ga pernah lihat ada 'penampakan dari dunia lain'. Tapi ada yang katanya 'liat'... wallahualam.

Sahabatku Sartika pernah coba 'uji nyali' di kuburan belakang rumah kami di tengah malam.
Tapi dia ga sanggup, tiba2 merinding, berdiri bulu kuduknya, katanya.
Siapa yang nyuruh.... Ada2 aja tuh anak....
read more “Rumah besar... halaman luas....”

Wisma Ria, Dabo Singkep

read more “Wisma Ria, Dabo Singkep”

Rumah kami di atas bukit

Rumah kami benar2 diatas bukit
Di depan rumah kami dikelilingi oleh alang2 dan dikejauhan kami bisa melihat pelabuhan laut sehingga kalau ada kapal datang kami bisa melihatnya.
Jalan bukit timah berada di sebelah kiri rumah kami. Jalannya sangat curam ke arah pancuran atau arah ke pasar. Atau nanjak banget kalau menuju rumah kami.


jalan lurus ke atas, menuju rumah kami.
Letak rumah kami pas ujung jalan itu, di sebelah kiri jalan
Jalan arah kekiri menuju SD UPTS dan rumah 'Pagoda'



foto rumah 'Pagoda' yang letaknya di bawah rumah kami dan lihat alang2nya yang tinggi
Dulu Pagoda yang dikelilingi air ini ada becak airnya. Manfaat gedung ini aku belum tau, hanya aku masih ingat ibu2 RUWATI pernah latihan paduan suara disini dan aku yang mengiringi mereka dengan organ.
Di seberang rumah ini terdapat rumah Kudir (Kuasa Direktur) UPTS, waktu itu Ir. Soeranto dan anak perempuannya adalah sahabatku Walla.

Dulu air mancur ini tempat anak muda berkumpul
Dari rumahku turun bukit langsung ke arah air mancur ini
Sebelah kanan dari air mancur ini ada lapangan tennis umum, sedang lapangan tennis Timah ada di sebelah atasnya bersebelahan dengan mess Timah.
Penjaga mess ada bapak bernama pak Dang 'oke' (karena suka ngomong oke!)
Biasanya kalau kami kepanasan sehabis main tennis kami ke mess terus ke dapur dan ketemu sama pak Dang, ambil gelas dan kami ramai2 ngeruk es di freezernya dapur mess yang gede tempat nyimpan daging, dsb. lalu kami ambil sirup. Wah enak dan seger banget.
Pada gak takut sakit perut, karena sebenarnya yang kami ambil itukan biangnya es.
read more “Rumah kami di atas bukit”

Pindah ke pulau Singkep



Sekarang masih berupa kecamatan dengan kabupaten Lingga, kep. Riau


Kami terbang dari Jakarta dengan pesawat terbang tipe Fokker 27
Seingatku yang ada hanya itu dan Hercules, pesawat pengangkut barang tapi kami pernah juga naik Hercules ke.... ( sorry lupa)
Sehari hanya sekali penerbangan dari Jakarta - Singkep - Jakarta ditempuh dalam 90 menit
Kami tinggal di pulau Singkep ini kurleb 7 tahun, jadi cukup banyak kenangan dari pulau ini

Kami langsung dibawa ke guest house Timah di kota Dabo.
Guest housenya ada 2 kamar tidur, ruang tamu dan ruang makan
Halaman  muka guest house luas banget dan dikelilingi oleh jalan, hingga hari2nya kami bisa naik sepeda berkeliling di halaman itu.
Sampai akhirnya kami mendapatkan rumah besar di atas bukit, maka nama jalannyapun jalan bukit rumah sakit (jalan di belakang rumah). Karena di belakang rumah kami adalah tempat kerjanya bapak, rumah sakit umum milik UPTS (Unit Penambangan Timah Singkep).
Saking deketnya rumah dengan rumah sakit.... sampai2 bapak kalau nyetir mobil dari garasi sampai parkiran mobil di RS,  menjalankan mobilnya mundur alias achtruit. Itu kalau bapak nyetir sendiri.
Tapi bapak masih dikasih supir pula (fasilitas) yang namanya Acong (sekarang sudah almarhum) biasanya kalau bapak di RS pak Acong antar mama yang ngajar atau sebagai guru bahasa asing di SMA Dabo atau kegiatan RUWATI (Rukun Wanita Timah), ibu darma wanitanya ibu2 Timah.

ini buktinya aku pernah luka di muka gara2 naik sepeda besar

Aku dapat sepeda besar (untuk orang dewasa) yang saat itu aku masih atau baru naik kelas 3 SD.
Aku dan Iwan yang kelas 2 SD goncengan naik sepeda itu, remnya keras dan berat.
Aku yang bawa sepeda dan Iwan aku gonceng turun bukit dari rumah kami yang di bukit itu mau pulang ke guest house yang tak jauh dari rumah cuma karena jalanan turun dan harus belok kekanan. Rem yang keras dan sepedanya besar aku ga bisa mengendalikannya dan langsung deh sreeet jatuh dan kami 'ngglosor' atau keseret di jalanan yang baru diaspal dan masih tertutupi pasir. Alhasil mukaku baret, lutut dan tangan luka, demikian juga Iwan luka dikaki dan tangan. Kata Mama dan bapak, mereka lihat dari atas, yang pada saat itu lagi di halaman rumah. Aku dan Iwan jadi ga sekolah seminggu.

Di guest house itu aku, kakak dan adikku dapat satu kamar.
Tiap malam di atas tempat tidur kami ada 1 gelas susu sapi murni hangat. Enak banget... sebelum tidur minum itu dulu. Dijamin sehat deh anak2nya mama nih... dan tidur nyenyak

Kami sekolah di SD 02. Agak jauh dari komplek Timah dimana kami tinggal
Paling asyik dan kalau dikasih duit sama mama, kami bisa jajan 'lakse' di kedai To' (kakek)
Enak banget dan sampai sekarang aku belum nemu lakse seenak laksenya To'

Waktu aku kelas 5 SD PN Timah sudah mbangun sekolah dasar sendiri, khusus untuk anak2 karyawan timah. Yang dulu kami ramai2 naik mobil ke sekolah dan pulang dijemput, sekarang kami masing2 pergi sendiri. Biasanya supaya dekat ke sekolah yang letaknya di bawah kami 'mbrobos' alang2 di depan rumah kami. Cepet sampe tapi kalau alang2nya lagi tinggi kaos kaki kami banyak jarum2 alang2. Kalau habis hujan juga lumayan licin, tapi ya seneng2 aja.
read more “Pindah ke pulau Singkep”

Sabtu, 02 Januari 2010

Belajar piano dengan pak Yoseph Esong

Girls Myspace Comments



Tinggal di pulau Singkep bisa belajar piano???

Hebat....
Masalahnya pulau Singkep itukan pulaunya kecil banget
Hanya berupa kecamatan
Ga kebayang kan kalo ada piano dan apalagi ada guru...


Nah... karena itu...
Mama yang hebat minta dikirimkan piano dari Jakarta
Maka datanglah  piano dari Jakarta dengan kapal laut
Alhasil bunyi pianonya jadi kayak gamelan
Maka mama panggil orang tuk benerin (kayaknya guru pianonya juga, merangkap..)


Juga kok ya nemu2nya guru piano
Maka aku dikenalin dengan seorang bapak berambut keriting,
Kayaknya dia bukan orang asli dari Singkep deh (sambil mikir darimana ya asal si bapak?)
Music Myspace Comments
Ternyata dia adalah seorang pendeta dari Flores
Bapak inilah yang ngajari aku main piano
Dia ajari aku baca not balok
Cara menekan tuts piano
Dan yang aku pelajari adalah lagu2 klasik

Cerita yang menarik dari pak Yosep adalah....
Yang paling hebat, dialah yang membantu persalinan isterinya dengan belajar dari buku dan alat seadanya, tanpa dibantu siapapun. Malah kalo ga salah anaknya itu kembar.
Hebat kan... ya syukurnya semuanya selamat dan sehat.

Kembali ke les piano...
Yang paling menggelikan aku, kalo dia menyesuaikan suaranya dengan nada pianoku...
Hohohohoho.... nadanya turun naik ( menyesuaikan nada), waduh aduh ga tahan mau ketawa...
Aku main piano sambil nahan ketawa.... dan bener2 ga tahan
Kacau deh....
Tapi dia sih cuek aja, malah bikin geli....

Sekarang gimana ya kabarnya???
read more “Belajar piano dengan pak Yoseph Esong”